Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum wr,wb sahabat pembaca. Sudah lama saya tidak membuat artikel di blog pribadi saya karena satu dan lain hal, dan kali ini saya ingin bercerita tentang sosok Nenek tangguh bernama Ibu Yoyon Sobariah yang berusia 77 Tahun. Beliau adalah tetangga saya yang tinggal sebatangkara tanpa sanak saudara ataupun keluarga di rumahnya di kampung Bojongkopo RT.02/01 Kec Simpenan Desa Loji Kab Sukabumi Jawa Barat. Di usianya yang sudah tua Nenek Yoyon harus tetap berjuang memenuhi kebutuhan sehari-harinya secara mandiri, penghasilan beliau dari jasa mencuci pakaian milik tetangga yang ia cuci di sungai, yang tentu permintaan mencuci pakaian ini tidak setiap hari ada. Upahnya biasanya beliau gunakan untuk membeli beras dan lauk ala kadarnya di warung atau untuk membayar hutang di warung yang biasa nenek Yoyon belanja. Ya, karena permintaan mencuci pakaian itu tidak setiap hari ada jadi ketika tidak ada pemasukan nenek Yoyon terpaksa harus berhutang ke warung untuk memenuhi kebutuhan dapurnya, namun tidak jarang juga ada tetangga yang berbaik hati memberikan makanan kepada beliau.
Apakah kalian memiliki gambaran bagaimana perjuangan beliau mencuci pakaian milik orang lain? Rumah orang-orang yang menggunakan jasa beliau biasanya jauh-jauh dan iya harus mengantar-jemput pakaian tersebut baik sebelum dicuci ataupun sesudahnya. Jangan pikir ada alat-alat canggih yang membantu beliau untuk mengangkat cucian yang beratnya hampir belasan kilo yang harus ia antar dengan jarak yang cukup jauh karena beliau harus mencucinya di sungai. Bayangkan seorang nenek tua rentah harus mengangkat beban seberat itu dengan jarak yang cukup jauh. Sesekali bunyi nafas seperti bersiul terdengar ketika nenek Yoyon sedang mengangkat cucian yang hendak ia antar ke pemiliknya.
jika sudah begitu biasanya beliau berhenti sejenak beristirahat untuk sekedar melegakan pernafasannya.
Bukan hanya berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, nenek Yoyon Sobariah juga tinggal di rumah yang menurut saya kurang layak karena banyaknya atap yang bocor hingga menimbulkan genangan air didalam rumahnya.
(Foto genangan air yang timbul karena atap rumah yang bocor)
(Foto kondisi dalam rumah Nenek Yoyon Sobariah)
(Foto langit-langit rumah nenek Yoyon Sobariah yang hampir roboh)
Jika dimalam hari orang lain bisa beristirahat dengan nyenyak di atas kasur yang empuk dan bersih ditemani hiburan acara TV dan hangatnya suasana rumah karena ada anak cucu ataupun anggota keluarga lain yang sedang asik bersenda gurau atau hanya sekedar mengobrol sambil menunggu rasa ngantuk tiba dan tidur, tapi tidak berlaku untuk beliau.
Baik siang maupun malam hari, sama saja, hanya kesunyian yang menemaninya sepanjang hari. Setiap sudut ruangan itu hampa, dan tidak ada seorangpun didalam rumah yang bisa ia ajak bicara walaupun hanya sekedar untuk berbagi cerita, bahwa hari ini aku telah berkelahi dengan kesulitan hidup agar tetap bisa bertahan.
Tidak berakhir sampai disini, karena di rumah nenek Yoyon tidak memiliki instalasi air, jadi ia harus tetap bersusah payah mengambil air di keran milik tetangga yang jaraknya cukup jauh untuk seseorang seperti beliau. Lagi-lagi kita coba bayangkan betapa beratnya air yang ditampung di dalam ember bekas cat berukuran 25 Liter, sumpah itu sangat berat dan beliau harus melakukan itu beberapa kali setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya.
Saya pernah berinisiatif mengajukan bantuan untuk beliau melalui program Quickjabarrespon yang di gagas oleh Gubernur Jawa Barat yaitu Bp. Ridwan Kamil, tapi hasilnya nihil, ajuan saya ditol karena masalah administrasi.
Memang, saat saya menanyakan dokumen-dokumen seperti KTP, KK dll, nenek Yoyon tidak memilikinya karena sudah lama hilang. Ya, kalian bayangkan saja untuk seorang nenek tua rentah sebatangkara seperti beliau untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya aja sudah sulit, apalagi untuk memikirkan hal-hal seperti mengurus dokumen-dokumen seperti itu, beliaupun tidak paham.
Quickjabarrespon gagal sayapun mencoba membuat campaign melalui Website www.Kitabisa.com untuk melakukan penggalangan dana yang nantinya akan digunakan sebagai biaya renovasi rumah dan belanja sembako. Tapi hasilnya sama gagal, dan tidak dapat di validasi. Mungkin campaign yang saya buat tidak memenuhi kriteria yang diminta oleh pihak kitabisa.com.
Sayapun tidak tahu, inti dan tujuan dari artikel yang saya tulis ini apa. Hanya saja dari dulu sepertinya ada yang membebani pikiran saya setiap kali saya mengetahui kesulitan beliau dan saya tidak mampu berbuat apa-apa untuk membantunya. Dan saya meminta tolong kepada siapapun yang membaca artikel ini mari kita do’akan nenek Yoyon Sobariah agar diberikan kekuatan, ketabahan dan jalan keluar dari setiap kesulitan yang beliau hadapi.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, dan sekian dari tulisan saya kali ini yang entah adakah hal positif yang bisa diambil oleh si pembaca, dan mohon maaf jika ada kesalahan Kata dan sistematika penulisan karena saya menulis artikel ini menggunakan smartphone dan tentu banyak keterbatasan tools yang tidak bisa digunakan di smartphone.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh




0 komentar:
Posting Komentar